Kamis, 05 Agustus 2010

Peri Musim

Dan diantara kekuasaan-Nya..

Menjelma keindahan yang gemilang..

Rona yang maha rupawan menghunus tajam menembus pandangan yang kelam..

Meluluhkan segala ambisi yang mati..

Dan seketika dahaga terpuaskan oleh senyuman-senyuman yang membuka harapan..

Muliakah aku untuk menuliskan tentang ini..

Keraguanku hanyalah belenggu yang menghantarkanku ke dalam hina-dina dan obsesi yang terabaikan..
Namun,ini hanyalah tentang sebuah keyakinan..

"Merahmu adalah ambisi yg selalu tertahan..

Jingga dalam hatimu menandakan semangat,namun pesonamu melumatnya hingga obsesi selalu hilang ketika kau diam menebarkan pesona melumpuhkan keceriaan..

Kuning yang menggebu menjadi ronamu,membunuh kenakalan-kenakalan masa muda yang jenaka..

Hijau darahmu yang menawan menyalakan benderang keanggunan untuk alammu yang takkan terjamah oleh kesemena-menaan..

Mungkin kau akan membuang biru senyumu yang tak kau butuhkan..

Karena hanya nila dalam jiwamu yang menyiratku sebagai manusia yang mengumandangkan kebenaran..

Hingga kau mengutusku sebagai ksatria ungu yang pilu..

Inginku menyatukannya ke dalam jiwamu..

Seperti pelangi yang kulukiskan di senja yang membahagiakan.."

Mengingat Peri Musim

Dan diantara kekuasaan-Nya..

Terhampar kemegahan cinta dan belas kasih yang menyempurnakan makhluk2 ciptaan-nya..

"Cahaya yg terpancar menjelma menyatukan ambisi yang meninggi..

Bunga2 yang gemilang menggelora menerawang menunjukan pelayanannya kpd alam semesta..

Merahmu yang menawan menyalakan benderang keanggunan yang maha rupawan..

Pilu yang menggebu selalu kau bunuh dengan jingga hatimu yang tak pernah lekang..

Kebersamaan kita menjadi kuningmu di dalam kenangan indah yang terjamah oleh kenakalan2 masa muda yang jenaka..

Hijau darahmu adalah mimpi yang menghanyutkan manusia ke dalam obsesi yang tak pernah mati..

Kemandirian yang kau tempuh selalu membuang biru senyummu yang tlah kau cumbu..

Seperti nadi yang semakin merdu,nilamu semakin sayu mengalun bagaikan senandung keceriaan..

Mengutusku sebagai ksatria ungu yang terbelenggu oleh jiwamu yg meluluhkan..

Hingga kulukiskan di atas senja yang membahagiakan.."

Mengingat Peri Musim

"Takkan pernah kulupakan..
Saat indah bersamamu..
Akan slalu ku nantikan..
Masa lalu yang kurindu..

Oh betapa kurasakan..
Hangat dalam dekapanmu..
Oh begitu menyejukan..
Dalam lembut belaianmu..

Hingga tiba saatnya..
Akhir dari hidupku..
Aku tetap disini..
Mengagumimu..

Sang peri musim yang kurindu..
Kau yang terindah dalam hidupku..
Tebarkan pesona ceriamu..
Wujudkan luka sepi terbunuh tawa.."

Manusia Teranggun

Alur kata yang pernah ku ucap
Mungkin cukup sulit bagimu
Tetapi bila kau mengerti
Gambaran terbaik dirimu

Tahukah kau wahai purnama
Menentukan arahnya jalanmu
Menjadi manusia teranggun
Pergilah kau cepat kesana
Tolong berikan pada mereka
Kehidupan yang terus dimimpikan

Jangan pernah kau berkata bahwa aku menelanjangimu
Dengan kata-kata yang bisa membuatmu merasa sangat istimewa

Jabatlah tangannya dengan penuh harapan
Seputih kain yang tak pernah ternodai
Seindah bulan purnama yang baru tiba
Sambutlah cinta dengan penuh kasih sayang

Wahai kau manusia teranggun

Alur kata yang pernah ku ucap
Mungkin cukup sulit bagimu
Tetapi bila kau mengerti
Gambaran terbaik dirimu